semacam apa ini??? tak terlihat tapi terasa. terlelap, sampai hari mulai gelap. apa itu kamu Har? selalu saja merayu hening. selalu berceloteh. tapi, enggan untuk menoleh. jangan coba-coba kamu baca coretan ini! atau kamu akan jatuh cinta padaku. aku, bukan melarang. hanya saja.. jika kamu tak keberatan menahan malu silahkan. tapi maaf, bukannya kamu tidak bisa baca? sebelumnya aku berkata maaf, jadi sepertinya tidak perlu marah bukan? wedang jahe itu enak! bagaimana tidak, aku meneguknya sambil ditemanimu dahulu. ternyata, semua menyerang ketika pergi dan menghilang. dan aku lupa isi bensin saat pergi menemuimu. semua itu gara-gara kamu. kamu yang mau tidak mau, aku yang terlalu mencemaskanmu. karena banyak yang berseteru tentang dhaif dan shahih. untungnya tidak memperseterukan perkara rindu. karena kalau begitu, semua wanita menginginkanku. jangan tertawa! langit sedang mendung.
Sabtu, 24 Maret 2018
Wedang Jahe Suharti
Sabtu, 17 Maret 2018
corat-coret: Suharti
corat-coret: Suharti: Terkadang sedikit sulit diterka, hingga berlarut dalam keangkuhan. Lelah, gundah, namun apalah arti semua itu jika terus menerus mengikuti a...
Larangan mutlak Suharti
Har, apa kabar?
Semoga selalu banyak uang dan dalam lindungan Allah swt.
Ini tentang kebingungan menulis tentangmu, karena ternyata kamu tak hanya cantik.
Ini lebih ke permohonan maaf sebelum corat-coret atasmu.
Sejauh ini, aku telah menciptakan badai tanpa sadar. Dan maaf, sepertinya aku keberatan berjalan diterpa badai yang ku ciptakan sendiri. Alangkah baiknya ku akhiri saja. kamu sudah tahu pastinya bukan? ya, benar. aku ini memang lemah. Karena kurang suka sarapan pagi kalau tidak ditemanimu. Juga belum mampu sejauh ini tidur cepat sebelum ada ucapan selamat tidur darimu.
Ini lebih ke permohonan maaf sebelum corat-coret atasmu.
Sejauh ini, aku telah menciptakan badai tanpa sadar. Dan maaf, sepertinya aku keberatan berjalan diterpa badai yang ku ciptakan sendiri. Alangkah baiknya ku akhiri saja. kamu sudah tahu pastinya bukan? ya, benar. aku ini memang lemah. Karena kurang suka sarapan pagi kalau tidak ditemanimu. Juga belum mampu sejauh ini tidur cepat sebelum ada ucapan selamat tidur darimu.
Tak hanya itu, akupun lemah berucap. Sampai saat inipun aku tak pandai menyapamu. baik itu lewat pesan singkat ataupun secara langsung. Apalagi tiba-tiba. Rasanya seperti keringat pada saat mengisi soal UAS. Jangan bilang aku ini pengecut Har, itu larangan mutlak yang ditujukan khusus.
Karena sejatinya, lebih hina dari padanya. Dan ku pikir, itu pun sudah kamu ketahui bukan? kalau tidak, kamu tak perlu bersikeras mencari tahu kenapa. Lebih baik cukup tahu saja. biar kamu santai juga tidak seperti aku yang terlalu mencemaskanmu.
Itu hanya penawaran, tapi yang sifatnya agak memaksa sih. yang intinya kamu tak perlu banyak tahu tentangku. Bukannya curang. Curang itu karena ketika kamu merasa ada keganjilan atau sepenuhnya berprasangka tak adil.
Jadi, sudahlah. jangan biarkan kamu tahu siapa yang sesungguhnya tak adil???
sekarang, biar ku beritahu saja. Bahwa sesungguhnya yang adil itu pencipta alam semesta.
ku pikir kamu akan setuju dengan pernyataan itu. Benar bukan? setuju atau tidaknya, itu adalah hak kamu. Jika masalah hak, aku tidak ingin kau sebut pemerkosa.
Dan maaf, akan segera ku akhiri saja Har.
Sabtu, 10 Maret 2018
Suharti
Terkadang sedikit sulit diterka, hingga berlarut dalam keangkuhan. Lelah, gundah, namun apalah arti semua itu jika terus menerus mengikuti arusnya???
Ingin rasanya bergegas. mengajak lari, pergi dan mencari tau arti dari semua ini. Harusnya relakan saja yang sudah-sudah. Tapi perasaan tak senaif itu. Sungguh akulah orang tolol yang belum bisa memaksamu menetap.
Aku hanya diam dan menunggu hingga kini semakin jauh.
tak hanya itu, perlahan jalanpun mulai berbeda!
ini membuatku geram, seolah tak punya daya dan cara mengalahkannya. ntahlah, mungkin ini kebodohan terbesarku yang terlalu mencemaskanmu Har.
Ingin rasanya bergegas. mengajak lari, pergi dan mencari tau arti dari semua ini. Harusnya relakan saja yang sudah-sudah. Tapi perasaan tak senaif itu. Sungguh akulah orang tolol yang belum bisa memaksamu menetap.
Aku hanya diam dan menunggu hingga kini semakin jauh.
tak hanya itu, perlahan jalanpun mulai berbeda!
ini membuatku geram, seolah tak punya daya dan cara mengalahkannya. ntahlah, mungkin ini kebodohan terbesarku yang terlalu mencemaskanmu Har.
Langganan:
Postingan (Atom)